Penemu Virus
HIV
HIV atau Human Immunology Virus
merupakan virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS (Acquired
Immunodeficiency Disease
Syndrome). Virus ini menyerang sistem pertahanan tubuh manusia sehingga
menurunkan reaksi tubuh terhadap penyakit-penyakit. Oleh karena itu, orang yang
sudah terinfeksi virus HIV biasanya akan mudah untuk terkena penyakit karena
pertahanan tubuhnya sudah rusak.
Françoise Barré-Sinoussi, seorang ilmuwan berkebangsaan
Perancis yang lahir di Paris pada tanggal 30 Juli 1947. Penemuannya berawal dari
ketertarikannya terhadap penellitian. Setelah kebingungannya terhadap masa
depan apa yang akan ia jalani, antara dunia kedokteran atau biomedis, ia
akhirnya memilih untuk memasuki Faculty of Sciences pada tahun 1966, University of Paris. Selain karena durasi pendidikan
yang relatif lebih pendek, biaya pendidikan yang lebih murah juga menjadi
pertimbangannya.
Menjelang akhir pendidikannya, ia
mencari laboratorium untuk mendapatkan pengalaman. Setelah beberapa bulan
pencariannya tidak menelurkan hasil, akhirnya seorang teman mengenalkannya pada
sebuah grup yang bekerja dalam laboratorium.
Grup tersebut dipimpin oleh Jean-Claude
Chermann di Institut Pasteur di Marnela-Coquette. Saat itu
Chermann sedang mempelajari hubungan antara retrovirus dengan kanker pada
tikus. Barré-Sinoussi menghabiskan waktunya lebih banyak di laboratorium dan hanya
menunjukkan kehadiran di kampus untuk melakukan ujian. Sesaat setelah masuk ke
dalam grup Chermann, Jean-Claude menawarkannya sebuah proyek PhD. Proyeknya untuk menganalisis
kegunaan sintesis molekul yang dapat menghambat reverse transcriptase untuk
mengontrol leukemia yang disebabkan oleh friend virus. Barré-Sinoussi
menyelesaikan pendidikannya relatif cepat. ia dianugerahi gelar PhD di tahun
1974 oleh Faculty of Sciences, University of Paris.
Sel-T virus leukemia manusia tipe-1
(Human T-cell Leukemia Virus type-1 /HTLV-1), dan Virus HIV (Human immunodeficiency virus/HIV). (Gambar dari: http://en.wikipedia.org/) |
Pada akhir 70-an dan awal 80-an,
hanya sedikit grup laboratorium yang masih meneliti tentang hubungan antara
retrovirus dan kanker. Pada tahun tersebut, lebih banyak orang yang tertarik
untuk meneliti onkogen atau gen yang memiliki potensi untuk mengakibatkan
kanker. Namun pada saat itu, Barré-Sinoussi tetap meneliti mengenai kontrol
alamiah infeksi retroviral pada tubuh manusia.
Pada tahun 1982, Luc
Montagnier, seorang
ilmuwan, dihubungi oleh seorang ahli virologi asal Perancis. Ahli virologi
tersebut bekerja sama dengan Will Rozenbaum, seorang klinisi yang menyadari adanya
epidemiologi penyakit baru yang menyerang orang-orang homoseksual. Luc kemudian
mengajak Barré-Sinoussi untuk bekerja sama meneliti fenomena baru ini. Luc
membutuhkan bantuan Barré-Sinoussi untuk menentukan apakah retrovirus yang
sedang ditelitinya dengan timnya memiliki pengaruh pada penyakit yang baru-baru
itu muncul. Setelah mendapatkan persetujuan dari ketua timnya, akhirnya mereka
bekerja dengan tekun untuk menentukan apakah retrovirus ditemukan pada pasien
dengan penyakit baru tersebut (yang kemudian dikenal dengan AIDS).
Pada bulan desember 1982,
diadakanlah pertemuan antara klinisi, grup tempat Barré-Sinoussi bekerja, dan Willy
Rozenbaum.
Berdasarkan observasi klinis, penyakit ini menyerang sel imun, namun turunnya
kadar limfosit CD4 (sel pertahanan tubuh) sangat menghambat isolasi virus dari
sel-sel yang jarang pada pasien dengan AIDS. Setelah menunggu isolasi limfosit
dari biopsi kelenjar getah bening pasien, sel-sel itu dites untuk aktivitas
reverse trancriptase. Pada minggu pertama, tidak terlihat adanya aktivitas
virus, namun pada minggu kedua, terjadi penurunan level dari enzim tersebut dan
sel limfosit T mati pada kultur tersebut. Untuk menyelamatkan kultur, dengan
harapan dapat mengawetkan virus, mereka menambahkan limfosit dari donor ke
kultur. Ternyata sesuai harapan, virus yang masih terdapat pada kultur, mulai
menginfeksi limfosit baru yang mereka tambahkan dan mereka dapat kembali
mendeteksi aktivitas reverse trancriptase. Mereka menamakan virus yang baru
diisolasi tersebut sebagai Lymphadenopaty Associated Virus (LAV), yang kemudian
dinamakan Human
Immunodeficiency Virus (HIV). Setelah itu mereka berpikir untuk memvisualisasikan
virus tersebut dan dengan bantuan mikroskop dari Charles Dauguet, gambaran awal
dari virus diterbitkan pada Februari 1983.
Virus yang telah ditemukan kemudian
diisolasi, diamplifikasi (diperbanyak), dan dikarakteristikan. Kemudian laporan
pertama diterbitkan dalam Science pada bulan Mei 1983. Pada bulan-bulan
berikutnya, penelitian mengenai virus ini diperdalam, melalui kerja sama dengan
ahli biologi molekular dari Institute Pasteur, beserta klinisi-klinisi, akhirnya
data-data yang terkumpul cukup menguatkan bahwa LAV atau HIV merupakan agen
penyebab AIDS.
Tahun 1983 merupakan awal karir
Barré-Sinoussi di Institut Pasteur sampai akhirnya beliau ditunjuk untuk
menjadi Kepala Unit Biologi Retrovirus pada tahun 1992, yang kemudian berubah
nama menjadi Unit Regulasi Infeksi Retroviral pada tahun 2005. Kunjungan
pertamanya adalah ke Afrika pada tahun 1987, kemudian ke Vietnam tahun 1988
sebagai langkah awal kolaborasi dengan negara-negara di Asia. Kunjungan
tersebut membuka matanya, betapa perbedaan kebudayaan dan keadaan yang
mengerikan, menggerakannya untuk berkolaborasi dengan negara yang memiliki
sumber daya terbatas. Kerjasama dengan Afrika dan Asia ke depannya menghasilkan
pertukaran peneliti muda dari berbagai belahan dunia dengan peneliti dari
Paris. Pada tahun 2008 lalu Françoise Barré-Sinoussi menerima anugerah Nobel
dalam bidang kedokteran atas penemuannya terhadap virus yang bernama HIV.
Pada tanggal 27 Juli 2012, The
International AIDS Society (IAS) dalam International AIDS Conference (AIDS
2012) di Washington-DC mengumumkan Françoise Barré-Sinoussi, PhD. ditunjuk
sebagai Presiden IAS yang baru, dengan masa tugas selama 2 tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar